Literasi Bisnis – Perkembangan saham suatu perusahaan kini berlangsung dengan cepat. Terlebih pada saham teknologi, banyak orang mulai tertarik untuk menggelutinya. Cara menghitung valuasi saham teknologi berbeda dengan cara pada umumnya.
Namun, pada akhir-akhir ini bukankah kita sering mendengar performa saham teknologi lagi kurang bagus. Hal ini terjadi lantaran ketatnya persaingan, bahkan performa saham teknologi baru saja melakukan Initial Public Offering (IPO).
Beberapa harga saham teknologi yang baru saja IPO mengalami anjlok. Penyebab salah satunya ialah karena ketatnya persaingan perusahaan teknologi. Sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam mencetak laba.
Baca Juga: Daftar BUMN di Indonesia, Sejarah Lengkap Serta Jenis Klaster dan Jasa
Tantangannya hari ini ialah kemampuan perusahaan teknologi dalam memikat hati pelanggan. Sebab untung ruginya perusahaan teknologi bergantung pada jumlah pengguna.
4 Cara Menghitung Valuasi Saham Teknologi
Saham teknologi ialah suatu saham yang berasal dari sektor teknologi. Biasanya pada perusahaan yang memproduksi semikonduktor hingga perangkat lunak. Di era sekarang saham teknologi menjadi suatu hal yang sangat penting.
Pada umumnya saham teknologi sering digunakan sebagai indikator dalam melakukan prediksi peristiwa ekonomi dan pasar saham. Seperti contoh perusahaan GOTO (Gojek dan Tokopedia), sebuah perusahaan digital yang fokus menekuni bisnis on-demand services dan e-commerce.
Jadi sebelum membeli suatu saham teknologi, pastikan telah melakukan valuasi saham teknologi. Nah, maka penting untuk melakukan perhitungan terlebih dahulu. Berikut ini cara menghitung valuasi saham teknologi:
1. Price-to-Earnings (P/E) Ratio
Cara menghitung valuasi saham teknologi ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan atau membagi harga saham dengan dengan laba bersih per saham perusahaan teknologi. Akan tetapi price-to-earnings hanya digunakan untuk menghitung valuasi perusahaan teknologi yang mengalami keuntungan.
Langkah ini merupakan cara yang sering digunakan oleh para investor. Melihatnya, jika hasil perbandingan harga dengan laba bersih tinggi, maka saham perusahaan mengalami overvalued. Ke depannya saham akan memiliki growth rate yang tinggi.
2. Price-to-Sales (P/S) Ratio
Cara menghitung valuasi saham teknologi selanjutnya dengan cara membagi sebuah saham dengan pendapatan perusahaan per saham. Hal ini memudahkan para investor melakukan pembayaran per rupiah terhadap penjualan suatu saham.
Rasio ini dapat digunakan untuk menghitung valuasi saham dari perusahaan teknologi, baik dalam mengalami keuntungan maupun kerugian. Jika hasil rasionya tinggi, maka saham tersebut akan overvalued. Jika rendah, maka saham akan mengalami undervalued.
3. Sum-of-the-Parts Valuation
Langkah ini akan memudahkan investor dalam menghitung valuasi perusahaan teknologi yang berskala besar. Artinya sebuah perusahaan yang terdapat lini bisnis di dalamnya. Cara ini digunakan dengan menentukan ukuran nilai agregat divisinya.
Untuk melakukannya menggunakan rumus ini N1+ N2+ …. + ND – NL + NA
Keterangan:
N1+ N2+ : Nilai dari segmen pertama dan kedua
ND : Utang bersih
NL : Liabilitas non-operasional
NA : Aset non-operasional
4. Discounted Cash Flow
Cara menghitung valuasi saham teknologi yang terakhir Discounted Cash Flow (DCF). Metode ini dilakukan dengan menghitung nilai investasi berdasarkan cash flow yang dihasilkan ke depannya. Nilai saham teknologi tergantung pada banyaknya uang yang dihasilkan mendatang.
Untuk metode ini dapat dilakukan dengan rumus ini CF1/(1+r)1+ CF2/(1+r)2+ CFn/(1+r)3. CF1 dan CF2. Melihatnya, jika nilai DCF lebih tinggi dari biaya investasi, maka terdapat peluang return yang positif untuk mendatang.
Itulah cara menghitung valuasi saham teknologi yang dapat dilakukan oleh seorang investor. Kini saham teknologi semakin dinikmati oleh banyak orang.