Literasi Bisnis – Studi independen mahasiswa beasiswa Banyu Urip, 21 mahasiswa melaksanakan visit ke lapangan Banyu Urip pada pukul 08.00 WIB, Selasa 27 Juni 2023.
Lapangan Banyu Urip merupakan tempat produksi atau eksplorasi minyak dan gas yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Tiba dilokasi, mahasiswa disambut oleh Slamet dan Marshya selaku PIC Program Beasiswa Banyu Urip EMCL. Mahasiswa lalu masuk ke pusat perusahaan EMCL dan menerima pengarahan dari Beta Wicaksono selaku External Affairs Manager EMCL.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari Pelatihan Komunikasi dan Public Speaking yang digelar di Eastern Hotel Bojonegoro (26/06/2023). Selain itu bertujuan untuk menyaksikan langsung kegiatan eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan oleh EMCL.
Selanjutnya Beta Wicaksono menyampaikan; “Ditahun 2022 EMCL sudah mampu memproduksi minyak sebanyak 540 juta barel untuk memberikan energi kepada manusia”.
EMCL hingga kini telah berhasil mengelola minyak dan gas melebihi target yang ditentukan. Sehingga masyarakat sekitar juga ikut merasakan dampak positif.
“Keberhasilan inipun beriringan dengan keberkahan yang dimanfaatkan salah satunya program-program kemasyarakatan bahkan mampu mengantarkan EMCL mendapatkan 4 Penghargaan dari Kementerian Desa”, imbuh Beta.
Usai kunjungi lapangan Banyu Urip, mahasiswa melanjutkan kunjungan ke Pusat Informasi Kesehatan (PIK) di Desa Mojodelik.
Dalam kunjungan tersebut disambut oleh Damar selaku Manager Program beserta petugas lainnya. Para mahasiswa mendapat pengetahuan tentang program kesehatan yang telah dilakukan oleh petugas PIK.
“Salah satu bentuk kepeduliaan Exxon dengan masyarakat sekitar yaitu adanya PIK (Pusat Informasi Kesehatan) yang bertujuan membina masyarakat mengenai pertolongan pertama kebocoran gas”, Ungkap Indah mahasiswa Universitas Gajah Mada.
Selanjutnya para mahasiswa melanjutkan kunjungan di ‘Rumah Rajut Gayam’. Bertempat di Desa Bonorejo, dan disambut langsung oleh Ketua Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) Kaktus Siti Nurul Hidayati.
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa mendapatkan penjelasan proses perjuangan merintis rumah rajut hingga memiliki 25 anggota dan program PRIMA Kaktus di Desa Bonorejo Kecamatan Gayam mendapatkan penghargaan dari Kementerian Desa.
Mahasiswa Penerima beasiswa banyu urip juga mendapatkan pelatihan merajut yang dibimbing langsung oleh ketua Prima Kaktus. Momen itupun disambut antusias oleh para mahasiswa.
“Di sana kami mendapatkan ilmu mengenai bagaimana merajut bagi pemula sampai motivasi untuk terus gigih dalam usaha. Kegiatannya dikemas dengan seru dan komunikatif”, imbuh Indah salah satu penerima beasiswa.
Seluruh mahasiswa merasa beruntung bisa mendapatkan kesempatan langka ini sehingga memberikan pengalaman dan pengetahuan lebih dalam tentang produksi migas di lapangan minyak Banyu Urip dan berbagai program pengembangan masyarakat yang telah dilaksanakan EMCL.
Selanjutnya masing-masing mahasiswa penerima beasiswa banyu urip akan menuliskan pengalaman kegiatan studi independen hari ini dalam sebuah karya bersama berupa buku yang akan didampingi oleh Forum TBM Kabupaten Bojonegoro selaku pengelola program beasiswa banyu urip.